image by wikimedia.org ibu hamil |
1. Mempengaruhi IQ. Stres yang dialami oleh seorang ibu dalam keadaan hamil dapat mensugesti bayi dalam kandungan 17 ahad setelah pembuahan. Menurut penelitian terbaru Bahaya stres pada ibu hamil ini bahkan dapat mensugesti otak dan pengembangan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal Endocrinology Clinical , memperlihatkan bahwa tingkat stres yang tinggi pada ibu selama masa kehamilan mampu mensugesti fungsi otak dan perilaku dalam keturunannya. Bukti lain juga memperlihatkan kalau stres ketika hamil pada insan dapat mensugesti berkembang anak , termasuk menurunkan IQ-nya.
2. Bayi lahir prematur. Di Negara maju menyerupai Amerika Serikat setiap tahun terjadi bayi lahir prematur , yang itu artinya bayi lahir kurang dari 37 ahad masa kehamilan. Ada banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa bayi lahir prematur , namun banyak peneliti percaya bahwa stres selama kehamilan lah yang menjadi salah satu faktor penting yang membuat seorang ibu berisiko tinggi mengalami persalinan prematur. Untuk itu , bagi sang calon ibu sebaiknya mendapatkan waktu untuk bersantai selama masa kehamilan , sekaligus menghindari acara terlalu padat di luar rumah untuk mencegah stres.
3. Risiko keguguran. Ada beberapa penelitian yang memperlihatkan korelasi antara keguguran dan tingkat stres yang tinggi pada ibu hamil , terutama di awal kehamilan atau sebelum konsepsi. Reaksi tubuh terhadap stres dapat menyebabkan keguguran kalau itu terjadi pada awal kehamilan. Sebuah studi pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa tingginya hormon stres kortisol , dapat mensugesti tingkat progesteron , yang dapat mensugesti pertumbuhan aspek lain dari kehamilan. Kaprikornus , Sebaiknya sang calon ibu harus mencoba menghindari stres kronis ketika hamil terutama pada masa kehamilan awal.
4. Bayi lahir dengan berat tubuh rendah. Berat tubuh yang ideal ketika dilahirkan biasanya menjadi indikasi awal bahwa bayi lahir dengan sehat , meskipun hal itu tidak mutlak. Ada korelasi yang sangat menarik antara stres selama kehamilan dan berkurangnya bobot bayi. Hal ini terjadi alasannya Hormon stres menyerupai epinefrin , norepinefrin dan kortisol mampu menyebabkan pembuluh darah mengerut , sehingga berpotensi menghambat anutan darah ke bayi melalui tali pusat. Dalam hal ini , janin mungkin tidak menyerap cukup nutrisi dari tubuh sang ibu. Seringkali , potensi berat tubuh lahir rendah diidentifikasi di dalam rahim , dan dokter Anda dapat menyarankan cara untuk mengubah perilaku yang dapat menyebabkan problem tersebut , menyerupai mengurangi tingkat stres anda. Ini lah alasan kenapa sang ibu yang mengkonsumsi cukup nutrisi tetapi melahirkan dengan berat kurang.
5. Mempengaruhi emosi bayi. Baru-baru ini telah diadakan beberapa penelitian untuk mengetahui korelasi antara ancaman stres selama kehamilan pada bayi. Salah satu penelitian mengungkap kalau bayi yang ibunya mengalami tingkat stres ketika hamil , terutama pada trimester pertama , memperlihatkan tanda-tanda lebih depresi dan mudah tersinggung. Dalam kandungan , mereka juga lebih lambat untuk membiasakan atau lebih sulit mendapatkan rangsangan , hal ini juga mampu menjadi indikasi penting dari IQ. Janet DiPietro seorang psikolog di Johns Hopkins University mengatakan apa yang anda lakukan selama kehamilan dapat mensugesti bayi anda
6. Melemahnya sistem imun. Selain pribadi menyebabkan problem selama kehamilan , hormon yang diproduksi oleh stres juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Stres kronis , dapat menimbulkan berkurangnya jumlah sel-sel yang bekerja melawan bisul virus dan bakteri. Respon stres juga dapat menyebabkan sistem saraf akan mengeluarkan zat yang mampu mengikat sel darah putih sehingga pertahanan tubuh terhdapat penyakit menjadi kurang efektif. Perlu diketahui kalau dalam keadaan hamil wanita sudah menurunkan sistem kekebalan tubuh mereka , sehingga dalam keadaan stres ibu hamil akan jauh lebih rentan terhadapat penyakit.
7. Kepribadian sang bayi. Sejauh ini , kita hanya melihat mengenai ancaman stres jangka pendek menyerupai bayi lahir prematur atau keguguran. Namun , beberapa peneliti berpikir bahwa stres kronis selama kehamilan dapat menimbulkan problem yang mungkin tidak terwujud hingga di kemudian hari. Stres dapat mensugesti perkembangan otak bayi ketika hormon menyeberang ke plasenta. Masalah-masalah ini mungkin akan mensugesti emosional , perilaku atau fisik sang bayi di kemudian hari. Selain itu , stres pada ibu hamil , terutama pada trimester pertama juga dapat menimbulkan iritasi , dan bayi menjadi lebih gelisah. Stres juga dapat menyebabkan problem perilaku , setelah bayi lahir , anak mungkin lebih rentan terhadap banyak sekali macam problem terutama yang bekerjasama dengan stres. Baca juga Penyebab dan cara mengatasi susah tidur ketika hamil
Informasi mengeni beberapa daftar ancaman stres bagi ibu hamil di atas bukan bermaksud untuk membuat calon ibu menjadi lebih tertekan , justru dengan adanya berita di atas dibutuhkan sang ibu menjadi lebih waspada dan mengurangi tingkat stres selama masa kehamilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar